Minggu, 29 November 2015

DA Asia dan Sentimen Etnis

Sebenarnya uneg uneg lama sih. Namun cuma baru pengen nulis sekarang tentang sentimen Etnis pada kontes pemilihan artis Dangdut di salah satu stasiun suasta Nasional ini.

Sejak awal Irwan di DA 2 saya memang merasa Irwan memang tidak di prioritaskan oleh dewan juri. Ada saja komen juri dari hal-hal kecil yang selalu jadi permasalahan jika Irwan tampil. Macam macam, Bisa di cek di Youtube. Sedang untuk kontestan lain tidak begitu di permasalahkan. Entahlah itu memang signifikan kesalahan atau hanya subjekivitas mereka sebagai juri dan komentator.

Puncaknya ketika menuju 3 Besar waktu itu di mana Irwan begitu di Presure sedangkan Reza yg menurut saya di bawah kualitas Irwan selalu di Puji. Bahkan menurut saya malam itu semua potensi yang dimiliki kontestan lain sengaja di explore untuk melebihkan di atas Irwan.

Tidak hanya itu saja, Sporter Irwan yang jauh-jauh datang dari Madura juga Presure oleh tim Host. Ketika Kontestan yang lain Tampil mereka bebas berteriak kapanpun. Sedang jika Irwan yang tampil mereka selalu bilang harap tenang. Jangan jadi provokator dll. Seolah ingin menggiring opini pemirsa di rumah yang tidak mengetahui kondisi studio bahwa Suporter Irwan yang dari Madura biang Rusuh dan Provokator.

Kita sadar bahwa mungkin dalam persepsi mereka tentang orang Madura yang negatif. Padahal selama acara tersebut tak satupun orang Madura yg berbuat anarkis misalnya.

Dan malam Ini di DA Asia babak 12 besar itu terulang lagi. Komentator dari Indonesia sekali lagi menekan Irwan. Lagu lama drama yang mereka mainkan. Irwan harus di korbankan. Setidaknya itu yg saya tangkap.

Di group Irwan itu Tersisah satu kontestan Singapura. Saya faham agar rating teteo bagus maka dia harus di pertahankan. Bagaimanapun kualitasnya. Sedang Shiha yang dari Malaysia tidak mungkin juga untuk dikeluarkan karena dia kontestan terbaik dari Malaysia. Jadi satu satunya tumbal yg cukup aman untuk dikorban ya Irwan. Toh Irwan juga dari DA2 tidak begitu di harap dewan juri.

Jadi bisa di Pastikan konser besok Irwan akan tersenggol. Dia akan keluar dari DA Asia. Besok adalah penampilan terakhir di DA Asia. Tapi begitulah hidup. Hidup adalah permainan. Kitapun sadar permainan tergantung dari siapa yang memainkan.

Senin, 23 November 2015

Watak dan otak

Begitu cepat orang berubah ya. Dulu ketika belum apa-apa, begitu santun begitu rendah hati. Kini setelah menjadi sesuatu angkuh, seolah acuh.

Watakkah? Tentu tidak. Selama kenal dia orang baik. Lalu kenapa berubah? Itulah titik pertanyaannya.

Mungkin jabatan yg merubahnya. Karena yg semula bukan apa-apa kini telah menjadi manusia yg berkuasa dengan segala wibawa. Mungkin dulu merasa merendah adalah utama, namun kini merasa bahwa kuasa adalah segalanya.

Begitulah dunia. Memang manis rasanya. Tetapi ketika tidak tepat menempatkannya, maka sesungguhnya dunia itu tipu belaka. Apa yang dapat kau peroleh? Keangkuhan dengan segala kuasa? Penghormatan atas nama jasa?

Maka jika bukan watak. Tentulah otak. Otak manusia mungkin tak bisa mencerna nalar ketika berhubungan dengan dunia, otak manusia menjadi tumpul. Budak tak kasap mata. Lalu sekali lagi watak atau otak???

Hidup

Seperti robot saja ya. Hidup semakin monoton. Pasangan? Pertanyaan yg selalu ditanyakan setiap orang. Sedangku usahakan. Ikhtiar telah di mulai. Namun sebaik hasil biarlah Allah yang tetapkan.

Dalam fase hidup, bosan adalah titik kesekian yang harus dilewatkan. Karena memang hidup tak pernah stagnan. Mampukah terlewati? Itulah guna usaha sebagai insan.

Titik ini sudah kesekian kali, dan aku harus mampu melewati. Ya, harus mampu. Bukankah pekat itu pertanda pagi? Lalu untuk apa teratapi? Hidup hanya singgah sementara, tak perlu risau akan makna dari kata manusia. Jalani peran kita apa adanya. Lakukan semanpu kita.

Baiklah cukup. Sekedar penghibur bosan malam ini.